Pemerintah Kota Pekalongan Mendaftarkan Sarung Batik Sebagai Indikasi Geografis

Dinperinaker Kota Pekalongan mendaftarkan Sarung Batik Pekalongan sebagai Indikasi Geografis Kota Pekalongan. Langkah ini adalah sebagai salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan dalam melakukan penguatan Industri Sarung Batik. Sebagai anggota Jejaring Kota Kreatif Dunia UNESCO kita patut berbangga dan terus melestarikan Sarung Batik Pekalongan sebagai budaya kita.
Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan. Indikasi Geografis adalah salah satu bentuk perlindungan Hak Kekayaan Intelektual bagi suatu daerah.
Tim Ahli Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM mengunjungi Kota Pekalongan untuk melihat pembuatan Sarung Batik Pekalongan secara langsung. Tim Ahli bersama-sama dengan Dinperinaker mengunjungi beberapa Pengrajin Sarung Batik.
 
4 Ciri Khas Sarung Batik Pekalongan
 
Sarung Batik Pekalongan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan daerah lain. Pada Sarung Batik pekalongan terdapat 4 ciri khas yang menjadi “Layout” Sarung Batik Pekalongan.
 
1. Kepala Sarung (Tumpal)
 
Posisi Tumpal / Kepala Sarung
 
Kepala Sarung adalah bagian tertentu dari Sarung Batik Pekalongan dengan ukuran sekitar 12% sampai dengan 20% dari keseluruhan panjang kain sarung batik dengan warna, ornamen dan ragam hias yang relatif dapat dibedakan dengan bagian sarung batik lainnya.

2. Badan Sarung

Posisi Badan Sarung
 
Badan sarung batik adalah bagian dominan dari kain Sarung Batik Pekalongan dengan porsi atau ukuran antara 80% sampai dengan 88% dari keseluruhan kain sarung batik yang warna, ornamen dan ragam hias berbeda dengan kepala sarung.

3. Garis Pembatas (Boh)
 
Posisi Garis Pembatas / Boh
 
Garis pembatas merupakan salah satu komponen utama dalam layout Sarung Batik Pekalongan. Garis pembatas ini memiliki motif dan ornamen yang dapat dibedakan dengan kepala dan badan Sarung Batik. Warna yang digunakan pada boh pada umumnya sama dengan warna pada kepala sarung.

4. Motif Pinggiran

Posisi Motif Pinggiran
 
Ciri khas pinggiran pada Sarung Batik Pekalongan adalah adanya motif pinggiran dengan motif serit dan atau untuwalang. Motif serit ini berupa garis-garis kecil yang menyerupai sisir serit. Sedangkan motif untuwalang berupa segitiga yang berjajar menyerupai gigi belalang sehingga disebut dengan untuwalang atau gigi belalang.  Ciri ini tidak terdapat dalam Sarung Batik daerah lainnya.

Motif pinggiran berupa Serit atau Untuwalang
 
Motif dan Ragam Hias Sarung Batik Pekalongan
 
Motif dan ragam hias Sarung Batik Pekalongan Cukup Beragam. Secara Garis besar motif dan ragam hias Sarung Batik Pekalongan terdiri dari empat jenis diantaranya flora dan fauna, jlamprang, buketan dan geometris.
 
1. Flora dan Fauna

 
Contoh Motif dan Ragam Hias Flora dan Fauna
 
Motif dan ragam hias flora dan fauna banyak digunakan pada Sarung Batik Pekalongan. Pada motif dan ragam hias ini memakai berbagai ornamen flora seperti bunga, daun dan pohon yang dikombinasikan dengan ornamen fauna seperti burung garuda, rusa, dan beberapa hewan mitologi seperti naga dan burung hong.
 
2. Motif Buketan

Contoh Motif dan Ragam Hias Buketan
 
Motif buketan pada umumnya digunakan pada Sarung Batik Pekalongan untuk Wanita. Buketan sendiri berasal dari kata buket atau bouquet yang memiliki arti kumpulan bunga, Bunga yang dijadikan motif pada Sarung Batik Pekalongan bisa bunganya saja, bisa juga lengkap dengan akar, batang, dan daunnya.
 
3. Jlamrang

Contoh Motif dan Ragam Hias Jlamprang
 
Motif Jlamprang adalah motif yang kekhasannya menjadi pakaian para pria, demikian juga pada Sarung Batik Pekalongan Motif Jlamprang. Yang cukup menarik, awal mula Motif Jlamprang juga terinspirasi dari Bunga Jlamprang. Masing-masing bunga Jlamprang tersebut ditutup dengan garis berbentuk bulat maupun kotak yang kemudian dituangkan pada kain dengan penataan yang rapi, sehingga menghasilkan motif yang tertata (layaknya checkerboard), memiliki unsur garis-garis, dan dapat diartikan sebagai ketegasan.

4. Geometris

Contoh Motif dan Ragam Hias Geometris
 
Motif dan ragam hias geometris juga banyak ditemukan di Pekalongan seiring berkembangnya motif-motif batik kontemporer. Motif geometris ini biasanya dikombinasikan dengan motif dan ragam hias jlamprang, buketan dan/atau flora fauna.  Berikut merupakan contoh motif dan ragam hias geometris.