Pelatihan Kerja Kewirausahaan di Kelurahan Diharapkan Mampu Cetak Para Wirausaha Baru
Kota Pekalongan - Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) setempat terus melakukan upaya menekan angka pengangguran di Kota Pekalongan, salah satunya dengan menyiapkan pelatihan kewirausahaan di 27 kelurahan yang ada di Kota Batik tersebut. Pelatihan kewirausahaan di kelurahan ini diresmikan secara langsung oleh Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, dengan menunjuk Kelurahan Medono sebagai pilot project di tahap pertama, berlangsung di Ruang Amarta Setda Kota Pekalongan, Rabu (7/9/2022).
Walikota Aaf menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan pelatihan kewirausahaan ini, dimana kegiatan pelatihan ini lebih menyasar kepada masyarakat di tingkat kelurahan agar tahu dan mau belajar berwirausaha. Berdasarkan data dari BPS, kondisi tingkat pengangguran terbuka Kota Pekalongan saat ini masih terbilang tinggi, terlebih pasca pandemi Covid-19 kemarin. Menurut data, angka TPT di Kota Pekalongan mencapai 6,89% atau sekitar 12.485 orang pada akhir tahun 2021 kemarin. Kondisi ini secara langsung maupun tidak langsung, tentunya juga memberi kontribusi pada tingkat kemiskinan yang masih relatif tinggi, yakni 7,59%.
"Oleh karena itu, dalam rangka mengupayakan pengurangan angka pengangguran di Kota Pekalongan, Dinperinaker melalui sumber dana cukai atau dana bagi hasil cukai dari provinsi berencana mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi warga masyarakat di tingkat kelurahan. Dan hari ini, kegiatan dimulai dari Kelurahan Medono. Mudah-mudahan narasumber yang dihadirkan bisa berbagi success story, " ungkap Aaf.
Pihaknya berpesan agar para peserta dapat betul-betul mencermati dan mengikuti dengan seksama kegiatan pelatihan kewirausahaan ini, dengan harapan selepas mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat memperluas kesempatan kerja secara mandiri seperti mendirikan UMKM sendiri, yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan kesejahteraan di tingkat masyarakat. Dirinya sangat mendukung upaya dari Dinperinaker Kota Pekalongan dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan ini. Sebab, disinilah seharusnya peran pemerintah hadir untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat atau pelaku UMKM, agar usaha mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
"Berwirausaha ini tidak gampang dan harus tekun serta menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Maka dari itu, di pelatihan ini juga akan dilatih tentang digital marketing," ucapnya.
Lanjutnya, seperti diketahui, di Kelurahan Medono ini dari zaman dulu terkenal akan budaya tenunnya. Tenun asli Kelurahan Medono ini pernah berjaya, namun karena mungkin ada beberapa faktor kendala baik itu persaingan harga, tidak adanya inovasi dan belum gencarnya digital marketing pada waktu itu, alhasil lama kelamaan budaya tenun ini semakin luntur.
"Kami berharap, melalui pelatihan kewirausahaan di tiap kelurahan ini bisa semakin menurunkan angka pengangguran di Kota Pekalongan, terlebih bisa menggali potensi-potensi dan ciri khas di masing-masing kelurahan yang ada agar sektor perekonomian masyarakat ini bisa semakin tumbuh dan bangkit kembali," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso menjelaskan bahwa, kegiatan rangkaian pelatihan kewirausahaan atau pelatihan kerja mandiri di 27 kelurahan di Kota Pekalongan yang diresmikan oleh Walikota Pekalongan, dimana dimulai pertama kali di Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat. Selanjutnya, di tahap pertama ini ada 4 kelurahan yang ditunjuk untuk kemudian ditindaklanjuti secara bertahap di semua kelurahan yang ada di Kota Pekalongan.
"Kegiatan ini diadakan dalam rangka mendorong masyarakat agar termotivasi untuk bekerja menjadi seorang wirausaha. Pasalnya, bekerja tidak selamanya harus bekerja di perusahaan/industri, tetapi juga bisa bekerja menjadi seorang wirausaha," ucap SBS, sapaan akrabnya.
Menurutnya, potensi ataupun peluang berwirausaha di Kota Pekalongan ini sangatlah terbuka lebar. Disamping, karena didukung ada budaya masyarakat yang berwirausaha secara turun temurun (mendarah daging), Kota Pekalongan juga memiliki potensi Industri Kecil Menengah seperti industri batik, makanan dan minuman yang beragam. Peserta pelatihan akan dibekali ilmu dan sharing pengalaman oleh pelaku wirausaha yang sudah berhasil dan keterampilan teknis pada hari kedua, dan ilmu digital marketing, soft skill yang diperlukan untuk memulai usaha.
"Tentu kami berupaya kegiatan pelatihan semacam ini bisa dirutin tiap tahun. Hal ini merupakan upaya Dinperinaker untuk mendorong pengurangan angka pengangguran di Kota Pekalongan. Target kami ingin menciptakan para wirausaha baru, minimal mereka mampu meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan pekerjaan baru kepada orang lain yang membutuhkan," tandasnya.
Walikota Aaf menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan pelatihan kewirausahaan ini, dimana kegiatan pelatihan ini lebih menyasar kepada masyarakat di tingkat kelurahan agar tahu dan mau belajar berwirausaha. Berdasarkan data dari BPS, kondisi tingkat pengangguran terbuka Kota Pekalongan saat ini masih terbilang tinggi, terlebih pasca pandemi Covid-19 kemarin. Menurut data, angka TPT di Kota Pekalongan mencapai 6,89% atau sekitar 12.485 orang pada akhir tahun 2021 kemarin. Kondisi ini secara langsung maupun tidak langsung, tentunya juga memberi kontribusi pada tingkat kemiskinan yang masih relatif tinggi, yakni 7,59%.
"Oleh karena itu, dalam rangka mengupayakan pengurangan angka pengangguran di Kota Pekalongan, Dinperinaker melalui sumber dana cukai atau dana bagi hasil cukai dari provinsi berencana mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi warga masyarakat di tingkat kelurahan. Dan hari ini, kegiatan dimulai dari Kelurahan Medono. Mudah-mudahan narasumber yang dihadirkan bisa berbagi success story, " ungkap Aaf.
Pihaknya berpesan agar para peserta dapat betul-betul mencermati dan mengikuti dengan seksama kegiatan pelatihan kewirausahaan ini, dengan harapan selepas mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat memperluas kesempatan kerja secara mandiri seperti mendirikan UMKM sendiri, yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan kesejahteraan di tingkat masyarakat. Dirinya sangat mendukung upaya dari Dinperinaker Kota Pekalongan dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan ini. Sebab, disinilah seharusnya peran pemerintah hadir untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat atau pelaku UMKM, agar usaha mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
"Berwirausaha ini tidak gampang dan harus tekun serta menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Maka dari itu, di pelatihan ini juga akan dilatih tentang digital marketing," ucapnya.
Lanjutnya, seperti diketahui, di Kelurahan Medono ini dari zaman dulu terkenal akan budaya tenunnya. Tenun asli Kelurahan Medono ini pernah berjaya, namun karena mungkin ada beberapa faktor kendala baik itu persaingan harga, tidak adanya inovasi dan belum gencarnya digital marketing pada waktu itu, alhasil lama kelamaan budaya tenun ini semakin luntur.
"Kami berharap, melalui pelatihan kewirausahaan di tiap kelurahan ini bisa semakin menurunkan angka pengangguran di Kota Pekalongan, terlebih bisa menggali potensi-potensi dan ciri khas di masing-masing kelurahan yang ada agar sektor perekonomian masyarakat ini bisa semakin tumbuh dan bangkit kembali," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso menjelaskan bahwa, kegiatan rangkaian pelatihan kewirausahaan atau pelatihan kerja mandiri di 27 kelurahan di Kota Pekalongan yang diresmikan oleh Walikota Pekalongan, dimana dimulai pertama kali di Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat. Selanjutnya, di tahap pertama ini ada 4 kelurahan yang ditunjuk untuk kemudian ditindaklanjuti secara bertahap di semua kelurahan yang ada di Kota Pekalongan.
"Kegiatan ini diadakan dalam rangka mendorong masyarakat agar termotivasi untuk bekerja menjadi seorang wirausaha. Pasalnya, bekerja tidak selamanya harus bekerja di perusahaan/industri, tetapi juga bisa bekerja menjadi seorang wirausaha," ucap SBS, sapaan akrabnya.
Menurutnya, potensi ataupun peluang berwirausaha di Kota Pekalongan ini sangatlah terbuka lebar. Disamping, karena didukung ada budaya masyarakat yang berwirausaha secara turun temurun (mendarah daging), Kota Pekalongan juga memiliki potensi Industri Kecil Menengah seperti industri batik, makanan dan minuman yang beragam. Peserta pelatihan akan dibekali ilmu dan sharing pengalaman oleh pelaku wirausaha yang sudah berhasil dan keterampilan teknis pada hari kedua, dan ilmu digital marketing, soft skill yang diperlukan untuk memulai usaha.
"Tentu kami berupaya kegiatan pelatihan semacam ini bisa dirutin tiap tahun. Hal ini merupakan upaya Dinperinaker untuk mendorong pengurangan angka pengangguran di Kota Pekalongan. Target kami ingin menciptakan para wirausaha baru, minimal mereka mampu meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan pekerjaan baru kepada orang lain yang membutuhkan," tandasnya.