Best Performer Kelas pembuatan roti dan kue tahun 2025

Pada hari ini tanggal 13 Februari 2025, BLK Kota Pekalongan melakukan acara Grand Final Best Performer kelas pembuatan roti dan kue seperti ditahun tahun sebelumnya. Namun BLK Kota Pekalongan memberikan sentuhan yang berbeda untuk pengemasan acaranya, yakni pada saat penjurian hasil produk roti dan kue finalis dinilai langsung oleh 8 juri yang sebelumnya hanya dinilai oleh instrukturnya langsung. 8 juri itu diantaranya ada Betty Dahfiani Dahlan S.T selaku kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Ninik Murniasih S.Pd M.M selaku Sekretaris Dinperinaker Kota Pekalongan, Helmy Hendarsyah, S.T selaku  Kepala UPTD BLK Dinperinaker Kota Pekalongan, Indria Susanti S.Tp M.M selaku Kepala Bidang Pentalatas yang diwakilkan oleh Vella,Adrelia S.Psi, Mukhamad Makarim A.md selaku Kasubag TU UPTD BLK Dinperinaker Kota Pekalongan, 2 Instruktur UPTD BLK Dinperinaker Kota Pekalongan yakni Masrukhan S.T  dan Dunung Aji Praseno S.T, dan yang terakhir adalah alumni sekaligus pemenang Best Performer kelas pembuatan roti dan kue tahun 2024. pada tahun ini menghasilkan 2 finalis yakni Mami Bias dan Maya sebagai juaranya dari hasil penjurian kemarin. Mereka bersaing secara positif dan juga menonjolkan karakter masing masing. Di Grand Final ini mereka mendapatkan tantangan untuk membuat 5 hidangan yakni es cendol, Panada, Chiffon Cake, Sweet Bread, dan birthday cake dengan mengedepankan tema apa yang ingin disampaikan kepada juri tentang apa yang finalis rasakan pada saat umur 17 tahun.
Best performer sendiri adalah program yang digagas oleh Subekti selaku Instruktur pariwisata dan processing, terinspirasi dari acara master chef yang ada di televisi dan adanya tantangan atau permintaan dari peserta pembuatan roti dan kue pada tahun 2012 yang menjadi awal tercetusnya ide ini untuk menciptakan suasana kelas pembelajaran seperti halnya dalam kompetisi. Seiring berjalanya waktu selalu memperbaiki dan meningkatkan pengemasan suasana pembelajaran di dalamnya tanpa meninggalkan esensi pelatihan utamanya.
Pada konsep ini terdiri dari 16 peserta pelatihan, yang mana pada setiap praktek akan dinilai dan diberikan ranking. Bagi yang mendapatkan ranking yang bawah akan ter eliminasi. Eliminasi disini bukan berarti tidak boleh mengikuti lagi kegiatanya lagi, mereka dapat tetap belajar namun tidak dihitung dalam perankingan. Hal tersebut dilakukan sampai memperoleh 2 peserta yang tersisa yang pada akhirnya untuk melaju ke grand final dan hanya 1 yang menjadi juara dengan gelar “best performer”.
Pada setiap prakteknya mereka diberikan tantangan untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaranya, yakni berpacu dengan waktu yang dibatasi, berinovasi dengan produk, memberikan tampilan roti dan kue yang rapih dan bagus, disiplin, penampilan diri yang terjaga dan menghafal resep.
Dengan adanya program Best Performer ini peserta lebih mengenali potensi dirinya dan semangat dalam belajar mengembangkan vokasi mereka.
Apabila ingin tahu lebih tentang acara ini bisa disaksikan di youtube UPTD BLK Kota Pekalongan.